
Mohon maaf, untuk saat ini data belum tersedia...

Mohon maaf, untuk saat ini data belum tersedia...
Hari ini | : | 41 |
Kemarin | : | 13 |
Total | : | 16.129 |
Sistem Operasi | : | Unknown Platform |
IP Address | : | 35.175.107.142 |
Browser | : | Tidak ditemukan |
Nagari Pasia Laweh
Palupuh - Agam
Kecamatan Palupuh
Kabupaten Agam - Sumatera Barat
Sekilas Info
Asal Usul / Legenda Nagari Pasia Laweh
Menurut rangkaian sejarah yang bersumber dari cerita tetua Nagari dan buku – buku yang berisikan tambo asal usul nagari dalam wilayah Minangkabau dimana nenek moyang Nagari Pasia Laweh berasal dari Kenagarian Kamang Mudiak Agam, yang pertama kali dibawa oleh seorang Penghulu Pucuak basuku Koto bergelar AWA DT.RAJO NAGARI, disertai sejumlah karib kerabat beliau yang diperkirakan datang sekitar tahun 1842, persisnya 5 tahun sejak berakhirnya Perang PADERI disebuah perbukitan Limau Abuang Sungai Guntung.
Karena Kekurangan sumber air maka beliau meneruskan perjalanan melalui Rimbo Pakan Salasa dan Bateh Kambuih yang akhirnya menetap disebuah pemukiman yang bernama KOTO BANAU yang artinya penghuni kampung tersebut kebanyakan basuku KOTO dan hutannya banyak ditumbuhi pohon enau.
Berawal dari kampung inilah Sang Datuak mulai menata kehidupan Bakorong Bakampuang, Baadat Baagamo dan bermusyawarah mencari kata mufakat di lingkungan kaum dan kerabatnya.
Seiringan berjalannya kehidupan dari masa kemasa, sesuai dengan kewenangan Belanda selaku penguasa tunggal waktu itu yang memberlakukan sistem Pemerintahan Nagari yang dikenal periode Pasca Plakat Panjang Kolonial, dimana saat itu Belanda berhak menetapkan dan menunjuk seseorang untuk diangkat sebagai Penghulu Kepala atau Kepala Laras yang pada prinsipnya bertugas sebagai penghubung Nagari-nagari yang akan dan telah terbentuk untuk kepentingan Belanda semata.
Dan waktu itu ditetapkanlah Dt. Rajo Nagari sebagai Angku Lareh Pertama yang pemerintahannya berpusat Pada sebuah Pasia Nan Laweh tempat berdiri bangunan Mesjid Nurul Falah Jorong Pasia Laweh Sekarang. Yang akhirnya nama Pasia Laweh tersebut dikukuhkan sebagai nama sebuah Nagari yang sampai sekarang tetap utuh adanya di Kabupaten Agam Sumatera Barat.
Sesuai dengan kondisi Dt. Rajo Nagari yang semakin tua, maka jabatan beliau diganti oleh anak pertama dari pasangannya dengan SITI FATIMAH suku Tanjung Kampung Tangah Pasia Laweh yang bernama KILEK gelar DT. BAGINDO sekitar tahun 1869, mengingat waktu itu belum ada satupun kemanakan beliau yang memenuhi syarat sebagai Angku Lareh.
Sedangkan untuk jabatan KAPALO NAGARI Pertama di Pasia Laweh adalah GANJIA DT. BAGINDO kemenakan KILEK (Angku) Bagindo Anak dari GUNUN yang menjabat sekitar tahun 1876 sampai dengan tahun 1891 (15 Tahun) begitulah seterusnya sampai sekarang. Dimana Nagari Pasia Laweh tetap berdiri dengan kokoh yang meliputi 6 Jorong Yakni: Pasia Laweh, Palupuh, Angge Palimbatan, Sungai Guntuang, Aua Kuniang dan Lurah Dalam. Dengan Niniak Mamaknya Nan 100 Dikato yang terdiri 7 Pasukuan yaitu : Koto, Tanjuang, Jambak, Caniago, Pili, Sikumbang dan Melayu.
TOTAL 50 ORANG
Status Kehadiran
Zul Arfin Dt Parpatiah, S.Sos, MM, C.PCM
HERNALDO, SH
ERMANTO DT. RAJO ENDAH BASA, SH
MARSYUIB DT. KULAH, SH
NELLA, SE
HAULIATI SEPRINA, S. Pd
MEGIA KUSUMA WARDANI, SH
RUDI SAPUTRA, S. Fil
RAFIKI AFRINANDES, SH
IRMA SURYANI
PUTRI YULIANI
YUNI WULANDARI
AIDIL SYAHPUTRA
MERI SUSANTI
AFDAL
BENI SAPUTRA
ZULKIFLI, SH
MASRIL W, SH
MAHYUDANIL DT.MARAJO, S.Pd
ASRIL MENFIALIS
WIWIN KURNIADI, SH
SYAIFUL KADRI, SH
SYAIFUL EFENDI
YOGI OKTA WIJAYA
Fricelia Adidna
ASTEGUH